
Semua jenis media massa tidak secara langsung bertujuan untuk mengajari masyarakat. Akan tetapi, siaran berita, film, iklan, pertunjukan seni budaya, sampai dengan informasi ilmiah, berdampak sangat besar bagi perilaku warga masyarakat.
Dengan alasan ini pula, pada tahun 2002-2003 yang lalu di Indonesia terjadi kontradiksi penampilan penyanyi yang tariannya dinilai tidak senonoh (pornoaksi). Pendapat yang setuju, menilainya sebagai suatu yang wajar demi kebebasan kreativitas pelaku seni.
Akan tetapi, kebanyakan kaum pendidik,
pemuka agama, dan orang tua menentangnya karena mereka tidak ingin anakanaknya tercemar perilaku pornografi dan pornoaksi.
Sebagai suatu industri, media massa saling bersaing antarsesamanya. Semua berlomba merebut perhatian masyarakat. Untuk itu, mereka kadang-kadang menyajikan program siaran yang bertentangan dengan nilai dan norma yang pantas di masyarakat hanya untuk menarik perhatian dari masyarakat.
Contohnya, sajian program yang mengumbar kekerasan, pornoaksi, dan pornografi. Belum lagi munculnya internet yang bebas sensor. Siapa pun dapat mengakses berbagai sajian informasi dari internet. Banyak informasi yang bermanfaat di sana, tetapi banyak pula hal-hal yang bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat kita.
Untuk menghadapi hal ini, seharusnya orang tua dan guru memberikan bimbingan kepada anak-anak untuk memilih sajian yang layak. Pada saat menonton televisi hendaknya orang tua dapat mendampingi. Kalau perlu memilihkan acara-acara yang dianggap baik dan relevan untuk tingkat perkembangan anak
